Pagi ini, 18 Agustus 2008 aku menerima sms dari seorang teman baikku. Seorang wanita. SMS tersebut menyebutkan bahwa dia menyukai seorang pria yang wajahnya cukup di kenal di televisi belakangan ini. Kebetulan aku cukup kenal kenal dengan presenter muda berbakat itu dan kami sesekali SMS-an saling menanyakan kabar masing-masing.
Kepada temanku itu aku berkata, "Sangat manusiawi
> hehehe ... Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun belum
> kamu mesti bersaing dengan ratusan wanita yang mungkin
> memiliki rasa yang sama. Coba aja.."
>
> Sejujurnya, aku sudah sering mendengar teman-teman wanitaku
> sharing dia menyukai pria ini, pria itu dan entah siapa lagi
> selanjutnya. Bahkan aku pernah membaca blog seorang wanita
> yang aku kenal baik, di dalamnya ia menulis bagaimana ia
> suka dengan seorang pria dan sangat berharap
dapat menjadi
> kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna yang belum tentu tahu
> apa yang ia rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan. Kasihan
> ...
>
> Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun, tentunya aku
> memiliki banyak teman pria dan wanita yang sebaya denganku.
> Kalaupun di bawah atau di atas, usianya tidak jauh-jauh dari
> angka tersebut.
>
> Aku coba untuk merenung, kenapa beberapa bahkan mungkin
> banyak teman wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum
> menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya.
> Padahal setahuku, bagaimanapun minus-nya seorang wanita
> (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah
> satu kali "ditembak" pria, dengan kalimat ini,
> "Aku menyukaimu" atau "Bersediakah engkau
> menjalani hubungan yang lebih serius denganku?".
>
> Kenapa aku bisa begitu yakin? Mari aku
ceritakan:
>
> Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi
> yang menayangkan acara Solusi di salah satu stasiun televisi
> swasta itu, banyak kisah nyata mirip Cinderella yang aku
> temukan. Ini benar-benar nyata! So rea! Bukan sinetron,
> bukan film.
>
> Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki
> "si buruk rupa" dengan bentuk tangan dan kaki yang
> sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun
> menemukan "pangeran" yang baik hati berdarah
> Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan
> berhasil mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka
> sudah menikah.
>
> Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah
> masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau
> melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun
> menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan
sangat
> mencintainya dengan sepenuh hati.
>
> Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis
> Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau
> mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria
> berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka
> sudah menikah dan hidup bahagia.
>
> Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang
> aku sebutkan diatas, bagaimana mungkin kalau teman-teman
> wanita ku itu belum bisa menemukan "sang pangeran
> cinta" ? Busyett! Kalau mau banding-bandingan,
> teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang cantik,
> dengan fisik yang nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan
> yang bagus. Setelah aku analisa, inilah inti
> permasalahannya:
>
> Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka
> baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau
kunci
> pas dengan ukuran yang sama, 12. Sebut saja hal apa lagi
> yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa
> sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai
> terlebih dahulu dalam hal cinta.
>
> Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan
> mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak di desain
> untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria
> di lamar oleh wanita, aku sangat tidak berminat membahasnya.
> Dan sampai hari aku masih menganggapnya sebuah keanehan.
> Aneh! Namun aku menghormatinya.
>
> Aku suka kata-kata ini: Cowok menang milih, cewek menang
> nolak! Kedengarannya win-win solution. Ya - bisa begitu.
> Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka.
> Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang
> hatinya memang "jatuh". Toh, sampai hari ini
>
jumlah cewek di
> dunia ini jauh lebih banyak dari cowok.
>
> Di Batam, para wanita bahkan sering bertengkar
> memperebutkan pria, karena komposisi antara wanita dan pria
> di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah wanitanya
> jauhh lebih banyak dari pria.
>
> Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada
> dua, pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat,
> atau kesekian kalinya atau kedua, tidak melanjutkan dan
> berkelana mencari yang lain lagi. Toh, jumlah wanita jauh
> lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang pria tidak
> akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak.
> Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba
> dan mencoba lagi. Sampai dapat! "Emang cewek elo
> doang?" . Pikiran seperti itu ada kadang di sana .
>
> Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu
>
kemudian ditolak hehhee $B!!(B.. Jawab sendiri kata yang
> tepat untuk itu. Pria dan wanita sama-sama didesain untuk
> menjadi pemenang. Menang! Cowok menang milih, cewek menang
> nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk
> merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau cewek
> menang milih maka berarti cowok menang nolak!
>
> Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa.
> Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya.
> Lagipula cowok didesain lebih banyak "bermain"
> pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek
> siap kalau ditolak cowok setelah "menang" milih
> cowok yang mana aja?
>
> Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini
> kepada para wanita, khususnya.
> Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat denganku,
> yang aku ketahui sangat bahagia. Pertama adalah
ibuku
> sendiri. Ya, mama. Ibuku melepaskan masa gadisnya ketika
> usianya 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria tampan
> berumur 32 tahun dengan tubuh proposional.
>
> Ketika pertama kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar jatuh
> cinta kepadanya. Padahal saat itu, seorang wanita sedang
> tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia ingin
> memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta,
> dan jarang berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun
> wanita itu memaksanya. Ayahku pria sejati yang harus selalu
> memulai dan tidak bisa didahului seperti itu. Kepada
> ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada tahun
> 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang
> sama, yaitu ibuku.
>
> Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkawinan mereka
> bertambah kuat dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah
>
wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu
> kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.
>
> Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya. Adik
> perempuanku yang manis itu. Di usianya yang 26 tahun seorang
> pria yang sangat mencintainya dan telah setia menunggunya
> selama 6 tahun, menyatakan keinginannya untuk menghabiskan
> waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun yang lalu,
> adikku tidak meresponinya, namun akhirnya ia luluh juga.
> Kali ini adikku tahu kuncinya: bahwa wanita didesain untuk
> DICINTAI dan bukan memulai untuk mencintai.
>
> Sebelumnya, aku tahu adikku berharap dapat menjalani
> hubungan dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun
> pria itu ternyata tidak sepenuh hati mencintainya. Ia sadar,
> bahwa ia harus melupakan pria itu dan memberi kesempatan
> untuk yang lain. Hari ini adikku, diperlakukan bak
ratu oleh
> kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan
> hubungan mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin
> baik, hari ke hari.
>
> Aku pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini.
> Karena seorang pria datang kepadanya dan mencintainya dengan
> sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
>
> Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih
> dahulu, begitu agresif dan sangat mencintai seorang pria dan
> akhirnya memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya.
> Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan
> cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain.
> Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia
> harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus
> berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling
> menyedihkan selalu korban perasaan.
>
> Padahal bukankah
seharusnya suaminya yang memenuhi
> kebutuhan materinya? Muka mereka menjadi begitu kusut dan
> tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena tidak
> 'disirami' cinta suaminya. Karena sekali lagi,
> suaminya punya cinta yang lain.
>
> Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak
> mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu,
> mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat
> mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga?
> Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika
> mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak
> mencoba untuk
> BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.
>
> Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR
> mencintai. Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk,
> mau pendek, mau rada tulalit atau sebut saja kekurangan
> lainnya,
percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh
> cinta, bukan belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa
> BELAJAR mencintai.
>
> Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah
> berhenti menaklukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan,
> perhatian dan kasih saying yang diberikan, aku mendengar
> banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah.
>
> Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset
> untuk hal ini, wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh
> cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta
> kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang pura-pura
> jatuh cintanya kepadanya.
>
> Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta.
> Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu
> akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta
> yang lain. Bukan yang pura-pura. Karena bagaimanapun
engkau
> tidak bisa membohongi dirimu sendiri.
>
> Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang
> pernah sangat mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah
> memiliki anak dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara
> materi. Tetapi aku pasti membuatnya menderita karena
> kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang
> lain. Dan
> itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai
> kepada pernikahan, mau tidak mau kita harus tetap
> meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban
> perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar.
>
> Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek
> dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya,
> sementara itu sendiri punya cinta yang lain. Para pria tidak
> dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang,
> fasilitas dan materi yang
diberikan oleh wanita yang
> mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang
> pria. Itu pria yang licik dan pengecut.
>
> Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang
> hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan
> sejati. Mungkin ia sudah datang, tetapi Anda datang, tetapi
> Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk
> "menang nolak".
>
> Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah
> anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau
> sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus
> tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk dicintai dan
> diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang
> mengejar-ngejar pria.
>
> Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku.
> "Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan
> menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali
untuk
> menolaknya." Jangan sampai anda menyesal di kemudian
> hari.
>
> Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab,
> "Ya". Aku hanya mengatakan, "Berpikir dua
> kali terlebih dahulu untuk menolaknya." Siapa tahu, ini
> cinta sejatimu?
>
> Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda
> ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi,
> dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus
> menyebutnya apa lagi .. ; Kalian ditentukan untuk
> diperlakukan bak ratu setiap hari.
>
> Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan,
> hai para wanita, bersiap-siaplah seorang pangeran cinta
> datang kepadamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan
> waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya
> kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah
> engkau akan
> langsung
menolaknya? Atau "berpikirlah dua kali untuk
> berkata 'tidak'", karena siapa tahu ini orang
> yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk
> fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak
> peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini,
> "Aku mencintaimu walaupun - ."
>
> Tulisan ini aku dedikasikan untuk para wanita - Ciptaan
> Terindah
0 comments:
Posting Komentar