Dalam mengantisipasi wabah demam berdarah (DBD), Departemen kesehatan kini tengah meneliti virus DBD yang diambil dari sampel darah pasien di sejumlah daerah. Namun penelitian tersebut belum secara luas dilakukan akibat terhambat ketiadaan dana, seperti dikatakan dalam liputan6.com.
Suatu inovasi teknologi guna membantu mengatasi wabah DBD telah berhasil ditemukan. Inovasi teknologi yang dihasilkan Balittro tersebut berupa plasma nutfah tanaman obat, khususnya untuk pengobatan DBD. Tanaman obat tersebut harus dicampurkan satu dengan lainnya agar tercipta suatu ramuan obat alami. Salah satu ramuan alami untuk mengobati DBD berupa sirup kesehatan.
Untuk membuatnya diperlukan bahan-bahan berupa kunyit (2-4 jari), temu ireng (2-3 buah), dan daun meniran (3-4 pohon). Selain itu diperlukan pula daun pepaya tua (2 lembar), daun jambu biji merah (2-3 lembar), serta garam secukupnya.
Semua bahan tersebut dicuci bersih, lalu dihancurkan menggunakan blender. Campurkan pula satu gelas air ke dalamnya. Peras ramuan tersebut dan minumkan hasil perasannya setiap empat jam sekali. Lalukan hal tersebut secara berulang hingga pulih.
Ramuan tersebut cukup manjur untuk mengobati DBD dan tidak menimbulkan efek sampaing bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar ramuan mengandung berbagai macam khasiat. Daun pepaya dan jambu biji merah diyakini dapat membunuh virus DBD. Kunyit diketahui sebagai anti biotik, sedangkan temu ireng dapat menyembuhkan luka lambung. Adapun meniran berguna untuk menaikan jumlah trombosit, dan garam dapat menaikkan tekanan darah.
Balai Penelitian Tanaman frempah dan Obat (Balitrro) mempunyai mandat melakukan penelitian terkait dengan komoditas tanaman rempah dan obat. Sebagai lembaga penelitian yang mempunyai tujuan menggali kefektifan, keamanan dan kualitas obat herbal Indonesia dalam pelayanan kesehatan dan produksi obat herbal, Balittro telah mengoleksi tanaman obat sekitar 450 spesies.
Indonesia memang terkenal akan kekayaan plasma nutfahnya, khususnya rempah dan obat. Tak heran nusantara ini menjadi incaran banyak negara sejak dulu kala.
Sumber badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
0 comments:
Posting Komentar