Minggu, 09 Agustus 2009
Cucian
"Perbuatan dosa yang kita lakukan seperti 'debu dan kotoran' yang melekat di
'baju kehidupan' kita. Anda harus melepas dan mencucinya supaya bersih.
Bagaimana Anda mencucinya, itu pilihan Anda sendiri."
Di sebuah perkampungan di kota Yogyakarta, ada satu rumah memasang spanduk
bertuliskan kalimat dengan typografi mencolok sebagai berikut: "Cucian
Mahasiswa - Rp 12,500.00 per kilogram - Tidak dicampur cucian orang lain -
Bisa antar dan jemput", lalu diikuti dengan nomor telepon yang tak kalah
mencolok.
Membaca spanduk ini saya lalu teringat pada masa saya masih kuliah dan
hidup"mandiri" di Yogyakarta. Service canggih semacam ini belum ada.
Jangankan membayar jasa cucian di luar, bahkan tempat kost yang menyediakan
service cuci di dalam pun jarang, selain mahal juga hanya tempat kost
tertentu yang berani menyediakannya. Jadilah kami memang harus mengerjakan
kebutuhan sendiri secara mandiri. Agak iri saya sebenarnya dengan
"kemewahan" mahasiswa sekarang.
Mengambil analogi cucian ini, hidup kita juga tidak pernah lepas dari
"baju-baju kotor". Tetapi Anda tidak perlu iri dengan kemewahan mahasiswa
kost di Yogyakarta, karena Anda sudah memiliki "kemewahan" Anda sendiri,
bagaimana mencuci "baju kotor" kehidupan Anda. Anda bisa "mencuci"-nya
sendiri, atau meminta jasa orang lain, atau datang ke "laundry" (rumah-rumah
ibadah) yang dengan senang hati bisa membantu Anda. Tentu dengan
"pembayaran" berupa ketaatan dan upaya keteguhan iman Anda. Atau, kalau
cucian mahasiswa di Yogyakarta bisa memberikan tarip murah Rp 12,500.00 per
kilogram, ada "laundry baju kotor kehidupan" yang akan membantu dengan tarip
murah meriah, kalau tidak bisa dibilang gratis. Nah, sudahkah rajin mencuci
"baju kehidupan" Anda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar